Selasa, 25 Oktober 2011

TUGAS BAHASA INDONESIA


Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat terdiri dari berbagai unsur seperti subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur, yaitu subyek dan predikat.

* Unsur Kalimat…

1. Subyek (S)
  • Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
  • Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
  • Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
  • Contoh :
    • Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
    • Super Junior adalah boyband favoritku.
    • Buku itu dibeli oleh Kibum.
2. Predikat (P)
  • Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
  • Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
  • Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
  • Contoh :
    • Yesung menyanyi dengan merdu.
    • Hangeng memasak nasi goreng.
    • Leeteuk membaca majalah.
3. Objek (O)
  • Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
  • Biasanya terletak di belakang predikat.
  • Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
  • Ada dua macam objek, yaitu :
    • Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh :  Kyuhyun mencoret-coret tembok.
2. Penerima
Contoh :  Eunhyuk memakai baju Heechul.
3. Tempat
Contoh  :  Super Junior datang ke Indonesia.
4. Alat
Contoh : Kangin melempar bola ke Shindong.
5. Hasil
Contoh :  Donghae mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.
·          
    • Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh :  Sungmin memberikan Sungjin komputer baru.
2. Hasil.
Contoh :  Ryeowook membelikan orangtuanya rumah.
4. Keterangan (K)
  • Hubungannya dengan predikat renggang.
  • Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
  • Terdiri dari beberapa jenis :
    • Keterangan Tempat
      • Hangeng akan konser di Singapore.
    • Keterangan Alat
      • Dalam drama itu, Kyuhyun memukul Shindong dengan panci.
    • Keterangan Waktu
      • Shinee akan kembali ke Korea pukul 11 malam.
    • Keterangan Tujuan
      • Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
    • Keterangan Cara
      • Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
    • Keterangan Penyerta
      • Eunhyuk pergi bersama Donghae.
    • Keterangan Similatif
      • Yesung memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
    • Keterangan Sebab
      • Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
5. Pelengkap (Pel.)
  • Terletak di belakang predikat.
  • Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
  • Contoh :
    • Kibum memberikanku novel bagus.
    • Hangeng menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
    • Mahkota itu bertahtakan mutiara.

*Pola Kalimat…

Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola :
1.  S-P
Kibum tidur.
2. S-P-O
Shindong makan gorengan.
3. S-P-Pel
Cincinnya bertahtakan berlian.
4. S-P-K
JYJ konser di Tokyo Dome.
5. S-P-O-Pel
Yesung menamai kura-kuranya Ddangkoma.
6. S-P-O-Pel-K
Setiap pagi Hangeng membuatkan semua member nasi goreng.
7. S-P-O-K
Eunhyuk minum susu strawberry setiap hari.
8. S-P-Pel-K.
Semua member sedih ketika Kangin masuk militer.

Syarat-syarat dalam membuat Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Kriteria kalimat efektif :
1. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
2. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
Syarat pertama bagi kalimat efektif mempunyai struktur yang baik. Artinya kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan predikat, atau bisa di tambahkan dengan objek, keterangan dan unsur-unsur subjek, predikat,objek, keterangan, dan pelengkap melahirkan keterpaduan arti yang merupakan ciri keutuhan kalimat.
-       Subjek adalah unsur yang melakukan suatu tindakan atau kerja dalam suatu kalimat.
-       Predikat adalah sebagai unsur kata kerja.
-       Objek adalah Unsur yang dikenai kerja oleh subyek.
-       Keterangan dapat berupa keterangan waktu ataupun tempat selama kejadian.
-       Pelengkap adalah unsur yang melengkapi kalimat yang tak berobyek.
-Syarat-syarat kalimat efektif: (memiliki)
1. Kesepadanan dan Kesatuan,
Untuk dapat mencapai kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat efektif, perlu di perhatikan beberapa hal karena kesepadanan ini memiliki ciri.
- Memiliki fungsi Subjek dan predikat
- Kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat
- Gagasan pokok
- Penggabungan dengan menggunakan “yang”, “dan”
- Penggabungan Menyatakan “sebab”, “waktu”
- Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan tujuan

2. Kesejajaran : penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial.
3. Penekanan dalam kalimat
Seorang pembicara biasanya akan memberikan penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara dan sebagainya pada bagian kalimat tadi.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lainnya yang di anggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkup gramatikal dan makna kata.
5. Kevariasian
Dalam menulis sebuah tulisan, kevariasian sangatlah penting. Hal tersebut di karenakan, apa ila tulisannya panjang, pembacanya akan merasa bosan. Oleh karena itu kevariasian sangatlah penting, agar sang pembaca tidak merasa jenuh saat membaca tulisan sang penulis.
aanvagelink.blogspot.com
SUMBER
·  http://organisasi.org/pengertian_kalimat_dan_unsur_kalimat
wordpress.com/2010/10/31/syarat-syarat-dalam-membuat-kalimat-efektif/

Tugas Bahasa Indnonesia


    Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita. Tema dalam cerpen dapat terjabar dalam setiap satuan peristiwa dalam cerita, misalnya melalui tingkah laku atau jalan hidup pelakunya.
Tema juga dapat berarti ide dasar, ide pokok atau gagasan yang menjiwai seluruh karangan yang disampaikan. Conto Tema, adaa beberapa contoh tema misalnya Tema Kemerdekaan, Tema Ramadhan, Tema Idul Fitri, Tema Natal, Tema Global Warming, Tema Penghijauan, Tema Sekolah, Tema Tempo dulu dan lain sebagai nya.Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita.
Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak. Untuk jelasnya, marilah kita kutip apa yang dikemukakan oleh Pusat Bahasa lewat Kamus Besar Bahasa Indonesia, sbb.
* Topik
1. Pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dsb; bahan diskusi.
2. Hal yang menarik perhatian umum waktu akhir-akhir ini; bahan pembicaraan.
* Tema
Pokok pikiran, dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, emnggubah sajak, dsb)
* Judul
1. Nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku atau bab itu.
2. Kepala karangan (cerita, drama; tajuk). Berjudul berarti berkepala karangan; bertajuk.
Jelas terlihat bahwa apa yang dikemukakan Kamus Besar Bahasa Indonesia menyiratkan bahwa arti ketiga kata yang kita bicarakan ini sama adanya.
Jika kita berdialog dengan seseorang, biasanya kita memperbincangkan satu masalah tertentu, umpamanya tentang banjir, tentang narkoba, tentang sepak bola, dsb. Kalau yang kita bicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu topik tunggal.
Akan tetapi, kadangkala kita mula-mula membicarakan satu masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi banyak. Topik semacam itu kita sebut multitopik atau topik ganda.
Dalam wacana yang berupa dialog antara dua tau tiga orang, topik itu muncul begitu saja, kecuali dialog tersebut memang direncanakan sejak lama.
Sebuah topik tunggal bisa tidak searah. Umpamanya, jika kita menceritakan kepada lawan bicara bahwa kita mengalami sakit perut, tentulah kita berharap lawan bicara tersebut akan merespon dengan memberikan nasihat atau menyarankan mencoba obat tertentu.
TOPIK
Pengertian topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Cara Membatasi Topik
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
1.Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2.Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3.Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4.Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.
TEMA
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.
Syarat Tema yang Baik
1. Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
JUDUL
Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
Syarat-syarat pembuatan judul :
1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita. opik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan.Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis.Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.

Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan.Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
aanvagelink.blogspot.com

SUMBER

fuk.wordpress.com/2010/04/22/topik-tema-judul/

Minggu, 02 Oktober 2011

KALIMAT DASAR


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat dasar adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu kalusa. Di dalam kalimat dasar hanya terdapat satu subjek dan satu predikat. Selain subjek dan predikat, di dalam kalimat dasar juga terdapat objek dan atau pelengkap serta keterangan. Subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap disebut juga unsure kalimat.

Biasanya sebuah kalimat itu memiliki Subjek dan Predikat juga bisa ditambah dengan unsur lain seperti Objek dan Keterangan.
Unsur-unsur Kalimat
1. Subjek dalam kalimat Bahasa Indonesia biasanya adalah seseorang yang melakukan suatu kegiatan tertentu. Dalam kalimat subjek biasanya berupa kata benda. Misalkan: ayah, mobil, gedung, sekolah, dll
2. Predikat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Misalkan: mencuci, makan, belajar, dll.
3. Objek adalah target yang dilakukan subjek. Misal: Saya(S) membaca(P) Koran(O). contoh lainnya adalah: Siswa(S) mengikuti(P) upacara bendera(O).
4. Keterangan disini dapat berupa keterangan tempat, waktu ataupun alat bantu. Missal: di kamar, dengan perlahan, kemarin, dll.

1. pola SP
Contoh polanya adalah: Saya(S) mahasiswa(P). contoh lainnya adalah Gedung ini(S) akan dihancurkan(P)
2. pola SPK
Contohnya adalah: Ibu(S) pergi(P) ke pasar(K)
3. pola SPO
Contoh kalimatnya adalah: Saya(S) cinta(P) produk Indonesia(O)
4. pola SPPel
Misalnya: Badu(S) menjadi(P) ketua kelas(Pel)

Hal yang membedakan Objek dengan Keterangan dan Pelengkap adalah dalam pola SPO Objek dapat berubah menjadi Subjek, sedangkan Keterangan dan Pelengkap tidak bisa. Perhatikan ketiga contoh di atas bila di ubah.

1. Pasar(K) dipergi(P) oleh ibu(S).
2. Produk Indonesia(S) dicintai(P) oleh saya(O).
3. Ketua kelas(Pel) dijadikan(P) oleh Badu(S).

Kalimat pertama dan ketiga menjadi kalimat yang tidak logis. Lain halnya untuk kalimat kedua, kalimat kedua masih memiliki arti yang sama dengan kalimat yang sebelumnya.

5. pola SPOPel
Misalnya: Kami(S) membeli(P) spidol(O) untuk kelas(Pel).

6. pola SPOK
Pada umumnya Keterangan dapat di tempatkan di manapun. Di awal, tengah atau akhir kalimat.
Misalnya: Saepul(S) mengajari(P) Asep(O) kemarin(K waktu).
Di dapur(K tempat) Asep(S) makan(P) ayam(O).
Juragan(S) membeli(P) di pasar(K tempat) seekor ikan(O).

Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas paling sedikit dua kalimat dasar. Dengan kata lain, jika dua buah kalimat dasar digabungkan dengan/ tanpakata penghubung, dua kalimat dasar yang bergabung itu disebut kalimat majemuk. Di dalam bahasa Indonesia kalimat majemuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk gabungan.

1. kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsure-unsurnya sederajat atau setara. Artinya, unsure yang satu tidak lebih tinggi atau lebih rendah daripada unsure yang lainnya. Contohnya adalah.
Garuda(S) membeli(P) tas(O) dan buku(O).
Kalimat di atas dapat dipisah menjadi dua kalimat dasar yaitu:
Garuda(S) membeli(P) tas(O).
Garuda(S) membeli(P) buku(O).
Berdasarkan konjungkis yang digunakan, kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu kalimat majemuk gabungan, kalimat majemuk perlawanan, kalimat majemuk pilihan, dan kalimat majemuk urutan. Beberapa contohnya adalah:

1. kalimat majemuk setara gabungan
Baik membaca(S) maupun menulis(S) harus(P) di ruang belajar(K).
Kalimat di atas bila dipisah akan menjadi membaca(S) harus(P) di ruang belajar(K); menulis(S) harus(P) di ruang belajar(K).

2. kalimat majemuk setara perlawanan
Greed(S) bertubuh(P) kecil(K) tetapi bernyali(P) besar(K).
Jika dipisah akan menjadi Greed(S) bertubuh(P) kecil(K); Greed(S) bernyali(P) besar(K).

3. kalimat majemuk setara pemilihan
Linda(S) suka(P) ke mall(K) atau pasar(K).
Lalu bila dipisah akan menjadi Linda(S) suka(P) ke mall(K); Linda(S) suka(P) ke pasar(K).

4. kalimat majemuk setara urutan
Toni(S) mencuci(P) mobil(O) lalu membersihkan(P) halaman(O).
Kalimat tersebut bila di pisahkan akan menjadi Toni(S) mencuci(P) mobil(O); Toni(S) membersihkan(P) halaman(O).

2. kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang unsure-unsurnya tidak sederajat. Artinya, unsure yang satu menjadi bagian dari unsure yang lain. Unsure yang menjadi unsure bagian lain disebut anak kalimat(AK), sedangkan unsure yang tidak menjadi unsure lainnya disebut induk kalimat(IK). Cirri yang membedakan induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan kemandirian dan kata penghubung.
1. kemandirian dapat digunakan untuk membedakan induk kalimat dari anak kalimat. Induk kalimat mempunyai kemandirian jika dibandingkan dengan anak kalimat. Contohnya adalah Ketika ibu pulang, saya sedang membaca komik.
Induk kalimat tersebut adalah saya sedang membaca komik
Induk kalimat dapat berdiri sendiri tanpa anak kalimat jika anak kalimat bukan merupakan unsur inti, yaitu sebagai keterangan. Jika anak kalimat berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap, induk kalimat pun tidak dapat berdiri sebagai kalimat mandiri. Contoh:

saya(S) suka(P) yang berambut panjang terurai kebelakang itu(anak kalimat).

Apabila dipisah akan menjadi saya suka. Kalimat tersebut tidak dapat menjadi kalimat mandiri karena anak kalimatnya berfungsi sebagai objek. Dengan demikian, anak kalimat yang berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap tidak dapat dihilangkan karena ketiga unsure tersebut merupakan bagian inti kalimat.
2. kata penghubung adalah ciri pembeda lain antara anak kalimat dan induk kalimat.. jika diamati dari contoh di atas, di anatara induk kalimat dan anak kalimat terdapat kata penghubung. Kata penghubung selalu menyertai anak kalimat. Amati kedua contoh dibawah ini:

Ketika hujan deras, kami sedang tidur pulas.
Karena terlalu baik, akhirnya dia tertipu oleh orang asing.

Kedua kalimat di atas bila di ubah polanya akan menjadi:
Kami sedang tidur pulas ketika hujan deras.
Akhirnya dia tertipu oleh orang asing karena terlalu baik.

Unsure kalimat yang diawali kata penghubung sebab, karena, walaupun, meskipun, kendatipun, sekalipun, jika, kalau, agar, supaya, ketika, bahwa, dsb. disebut anak kalimat, sedangkan unsure kaliamt yang tidak didahului kata penghubung disebut induk kalimat.


Sumber : DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL;2001 BAHAN PENYULUHAN BAHASA INDONESIA; KALIMAT